Senin, 10 Oktober 2016

sosiologi hukum part 5



Di dalam artikel saya kali ini, saya akan membahas tentang pelapisan sosial dalam masyarakat. Masyarakat disini khususnya adalah masyarakat di sekitar rumah saya. Dari penjelasan Bu Zulfa saya dapat mengambil kesimpulsan bahwa pelapisan sosial sendiri adalah, susunan vertikal dalam masyarakat.
Sudah kita ketahui , vertikal sendiri berarti kan dari atas ke bawah, dalam pelapisan sosial, susunan yang paling atas dianggap memliki fungsi atau wewenang paling tinggi, dan sebaliknya pada posisi bawah memiliki wewenang paling sedikit. Itu bisa saya  aplikasikan di dalam masyarakat sekitar rumah saya. Di dalam masyarakat sekitar rumah saya juga ada pelapisan seperti ini. 

Di dalam masyarakat rumah saya yang memilik strata atau pelapisan paling tinggii berdasarkan jabatannya adalah Kepala Desa, kepala desa dihormati dan dihargai karena memiliki jabatan yang paling tinggi, beliau juga memiliki wewenang paling tinggi di desa karena dia adalah pemimpin desa. Selain kepala desanya sendiri, istri dan anak-anak nya maupun keluarga memiliki imbas juga, mereka juga disegani dan dihormati oleh semua masyrakat, berarti juga dapat diambil kesimpulan bahwa jabatan atau kedudukan seseorang tidak hanya  berimbas pada individu atau pribadi orang itu tetapi juga berimbas pada keluarganya.
Seseorang bisa dihormati karena jabatannya , juga bisa dihormati karena menjadi anggota keluarga dari seseorang yang memiliki jabatan tersebut. Seperti di desa saya, ketika ada perayaan hari kemerdekaan, anak seorang lurah atau kepala desa selalu berperan jadi sosok yang paling tersoroti, misalnya kalau yang lain cukup mengenakan busana-busana atau kostum-kostum lucu , anak seorang lurah atau kepala desa selalu mengenakan kostum ratu yang mewah dan lain dari pada yang lain, dan dia sangat menjadi soroton pada acara perayaan hari kemerdekaan Indonesia. 

Di dalam masyarakat desa saya selain ada kepala desa yang memiliki strata atau lapisan tertinggi dalam segi jabatan, ada juga strata tertinggi dari segi kekayaan. Orang kaya selalu lebih dihormati dari pada orang miskin. Inilah yang terjadi di dalam masyarkat desa saya, misalnya ada orang kaya yang memiliki hajatan, ketika seseorang istilahnya mau mbecek pasti mereka menyiapkan baju terbaik dan terbagus, serta dilengkapi dengan perhiasan terbaik yang mereka punya untuk mbecek kerumah orang kaya yang berhajatan itu tadi. Uang mbecek yang di serahkan ke orang kaya yang memiliki hajatan itu tadi juga biasanya nominalnya lebih besar dari pada ke orang-orang pada umumnya. 

Beda halnya jika ada orang misikin atau kelas bawah yang memiliki hajatan, mereka mbecek hanya mengenakan baju yang biasa-biasa saja, uang mbecek juga tak seberapa. Seakan-akan orang-orang ini tidak menghormati si pemilik hajatan ini, padahal jika difikir-fikir , yang membutuhkan banyak uang kan si orang miskin ini, tapi kok malah yang di becek I dengan uang banyak kok malah si orang kaya tadi, inilah kebiasaan orang-orang disekitar rumah saya. Hal ini terjadi karena mereka menganggap si miskin ini nanti jika sewaktu-waktu mbecek pasti nominalnya juga tidak akan bisa besar, maka dari itu ketika si miskin ini memiliki hajatan, uang yang di becek kan kepada si miskin ini tadi nominalnya juga sedikit.

Di sekitar rumah saya memang masih lumayan banyak orang-orang yang memiliki perekonomian menengah ke bawah. Orang-orang ini biasanya memiliki pekerjaan, buruh tani, buruh pabrik, penjahit, kuli bangunan, jadi pekerja di koperasi-koperasi rumahan (bank titil) dll. Biasanya orang-orang ini dikelompokkan dalam strata bawah. Strata bawah ini biasanya hanya mengikuti kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh desa tanpa tau seluk beluk kebijakan ini bagaimana, apakah kebijakan ini sudah benar atau belum dan lain sebagainya, mereka tidak mau ikut campur dalam kebijakan-kebijakan yang ada, karena mereka lebih fokus dalam bekerja keras untuk meningkatkan derajat mereka.

Bu Zulfa juga menyuruh untuk mengklasifikasikan dimana posisi kita dalam pelapisan masyarakat yang ada. Posisi saya di dalam pelapisan masyarakat di desa saya adalah pada posisi menengah ke atas. Hal ini terjadi karena Bapak saya adalah seorang Sekretaris Desa atau di desa lebih dikenal dengan Carik. Mau tidak mau karena bapak saya memiliki jabatan seperti itu, orang-orang satu desa banyak yang mengenal saya.
Dan ini berimbas ketika saya sedang duduk di depan rumah, orang-orang desa saya yang lewat selalu menyapa saya, baik itu tua ataupun muda. Saya sadar hal ini terjadi adalah karena pengaruh dari jabatan Bapak saya, karena bapak saya orang yang lumayan berpengaruh di desa saya, dan juga di hormati di desa saya, maka orang-orang desa saya juga segan kapada saya, segan disini bukan berarti tunduk atau takut, tapi segan disini lebih kepada ramah. Orang-orang di desa saya  sangat ramah kepada saya.

Sampai-sampai pada suatu hari saya sedang kehabisan bensin di wilayah luar desa saya. Saya menuntun motor saya untuk menuju ke warung yang menjual bensin. Tiba-tiba dari kejauhan saya lihat ada seseorang yang membawa bensin menuju ke saya. Ternyata orang itu memberikan bensin itu ke saya. Orang tersebut ternyata teman bapak saya di desa dan saya belum kenal, tapi beliau sudah tau dan kenal saya. Dia menolong saya karena Bapak saya adalah temannya. Sebegitu besar nya pengaruh stratifikasi atau pelpisan sosial yang ada dalam masyarakat.
 Itulah tadi cerita pelapisan sosial di masyrakat sekitar rumah saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar