Di dalam artikel saya pada kali ini saya
akan membahas pemikiran Max Weber tentang sosiologi hukum.
Menurut Max Weber setiap masyarakat berkembang
secara linier, dari yang tradisional menuju masyarakat yang modern. Maksud dari
linier disini adalah berkembang maju, lurus, melewati tahapan-tahapan ,dan
setiap tahapan ada kemajuannya.
Max weber juga
membagi masyarat, yang pertama adalah Tradisonal(primitif). Di dalam masyarakat
Tradisional ini mereka lebih mengandalkan naluri, bukan dengan ilmu pengetahuan,
karena pada tahapan primitif ini masyrakatnya belum memiliki pengetahuan yang
luas atau pengetahuan yang terbatas.
Tahapan yang
kedua adalah karismatik. Didalam perpindahan antara masyarakat yang tradisional
menuju masyarakat yang karismatik ini terdapat fase atau proses Rasionalitas,
yang artinya masyarakat yang semula sedikit mengolah akalnya lama-lama menjadi
berkembang.
Kita kembali lagi ke masyarakat karismatik, di dalam masyarakat karismatis ini
terdapat adanya tokoh-tokok yang mempunyai kelebihan, apa-apa yang boleh dan
tidak boleh dibentuk oleh tokoh itu, dan masyrakat patuh dengan hal itu karena
mereka menganggap tokoh tersebut pantas dijadikan panutan, jadi aturan-aturan
yang dibuat tokoh ini dianggap benar, baik, dan wajib di taati.
Hukum Irasional
adalah pembentukan hukum berdasarkan bisikan-bisikan atau keyakinan oleh
Makhluk Gaib. Disini apabila ada suatu permaslahan , biasanya masyarakat
sekitarnya mencari jawaban atas permaslahan tersebut dengan cara mencari bisikan-bisikan
gaib, misalnya dengan cara bersemedi. Mereka berharap dengan bersemedi akan
mendapatkan jawaban permaslahan dari makhluk gaib.
Hukum Empiris
adalah, tidak lagi mengandalkan bisikan-bisikan gaib, tetapi dengan mengandalkan
tokoh-tokoh yang karismatik. Tokoh-tokoh karismatik bisa dicontohkan dengan
kepala suku, kepala suku dipercaya untuk memutus permaslahan-permaslahan yang
di alami oleh warga sekitar, karena menganggap dia adalah orang pintar yang
bisa mengambil keputusan dengan bair, benar dan bijak. Sebagai contoh adalah,
di Papua ketika ada pemilu mereka menggunakan sistem noklen. Sistem noklen adalah sistem perwakilan dalam
pemilihan umum di Papua, biasanya yang mewakili adalah tokoh karismatik di
wilayah tersebut. Tokoh karismatik disini basanya adalah kepala suku atau ketua
adat.
Di modern
perilaku manusia tidak diandalkan dari hal gaib ataupun tokoh karismatik , di
modern lebih mengndalkan pengetahuan yang logis atau rasional. Hukum disini
dibuat oleh pihak yang berwenang dan hukumnya tertulis, bukan lagi bertanya
pada hal-hal gaib atau bertanya pada tokoh-tokoh karismatik.
Model peradilan menurut
Max Weber.
1.
Di masyarakat
Primitif, ada peradilan Kadi (Hakim)
Penjelasan:
di masyarakat primitif ini menggambarkan suatu peradilan yang diputuskan oleh
orang yang berpengaruh di situ, tapi untuk menjawab suatu masalah atau
mengambil hukum dengan cara mencari jawaban dari alam gaib.
Contoh
kasus: di desa primitif ada yang kehilangan barang, untuk mencari tau siapa
yang mengambil barang tersebut, mereka biasanya bertanya pada orang berpengaruh
di masayarakat itu , dan orang berpengaruh itu akan bersemedi atau bertapa
untuk mencari jawaban atas masalah itu, jawaban ini biasanya diperoleh dari
bisikan gaib.
2.
Di masyarakat
Kharismatik, ada peradilan Empiris.
Penjelasan:
empiri sendiri berarti nyata. Jadi peradilan ini berarti peradilan yang mengacu
praktek nyata sebelumnya, mengulang apa
yang sudah pernah terjadi, bukan lagi mencari jawaban dari bisikan-bisikan
gaib. Sumber acuan pada hukum yang diberlakukan masyarkat ini ialah praktek
hukum yang sudah dilakukan pada masa lalu, lalu diulang lagi. Tetapi sumber
hukum ini tidak tertulis, hanya di anut secara turun temurun saja. Misalnya di
masyarkat kharismatik ada yang mencuri maka mereke mem flashback kejadian pada
jaman dulu, dulu pada saat ada yang mencuri hukumannya apa.
3.
Di masyarakat
Modern, ada peradilan Modern.
Penjelasan:
di peradilan moderen ini ada acuan tertulis, ada lembaga-lembaga dan aparat
hukum yang berwenang. Bisa dibilang peradilan modern ini adalah peradilan yang
sudah tersistematika.
Konsep
Max Weber, bagaimana tokoh karismatik muncul ?
Max
weber membagi menjadi 2 konsep.
1.
Hegemoni.
Penjelasan : hegemoni adalah kemampuan
orang untuk mempengaruhi orang lain, dan orang lain itu menerima dengan suka
rela meskipun ada yang dilanggar. Bisa di bilang penaklukkan yang sifatnya
lembut atau halus.
Hegemoni ini dibentuk menggunakan
saluran intelektival. Misalnya : forum-forum pengajian sering ada kata-kata,
laki-laki adalah pemimpin perempuan sehingga
dalam kehidupan nyata kedudukan istri selalu dibawah suami, dan senantiasa
mengikuti keputusan suami.
2.
Dominasi.
Penjelasan: mempengaruhi orang lain
dengan kekuatan yang memaksa(daya paksa), hal ini dimiliki oleh orang yang
berjabatan tinggi.
Misalnya: antara presiden dengan
rakyat, apa-apa putusan presden, rakyat cinderung selalu setuju, walaupun
kadang di hati tidak setuju.
Melalui hegemoni dan dominasi inilah
orang-orang yang karismatik muncul.
Sekarang saya akan
menceritakan tentang tokoh karismatik
berdasarkan konsep Hegemoni, saya akan menceritakan seorang tokoh karismatik di
masyarkat desa saya.
Di masyarakat saya
ada seseorang yang dianggap sesepuh masyarakat sekitar saya, dia bernama Mbah
Gio, beliau ini selalu diundang ketika ada acara nikahan, lahiran dll, dia
biasa di anggap seperti “dukun”. Tapi dukun disini bukan dukun yang berbau
sara’ atau hal-hal negatif lainnya, beliau biasanya dukun untuk acara nikahan
atau lahiran. Di acara nikahan dia yang biasanya bertugas sebagai pawang hujan,
menyiapkan sesajen dan lain sebagainya.
Orang-orang di desa
saya sangat patuh ketika disuruh dia, soalnya orang-orang desa saya beranggapan
jika tidak melaksanakan hal yang di suruh beliau ini, akan terjadi sesuatu yang
tidak diinginkan, dan hajatannya tidak akan lancar.
Contoh 1: dulu pada saat paman saya
mau mengadakan hajatan pernikahan anaknya, si Mbah Gio ini menyuruh semua
anggota rumah paman saya meminum air di dalam kendi, katanya ini supaya acara
bisa terlaksana dengan lancar, dan secara otomatis keluarga paman saya meminum
air itu karena mereka percaya dengan kata-kata mbah gio ini.
Contoh 2: pas
waktu kakak ponakkan saya lahiran, kan Mbah Gio ini juga diundang kerumah kakak
ponakan saya, lalu dia melakukan seperti baca-baca mantra gitu, dan menaruh
semacam ramuan gitu di jidak anaknya kakak ponakkan saya yang baru lahir itu.
Katanya supaya si bayi tersebut tidak sawanen.
Contoh 3: jika ada anak yang mau
menikah maka orang tua anak itu menyakan kepada Mbah Gio ini, apakah cocok
anaknya menikah dengan calonnya, biasanya Mbah Gio ini menggunakan weton untuk
perhitungannya, jika Mbah Gio mengatakan tidak boleh menikah karena hitungannya
tidak cocok dari segi weton,karena jika menikah hidupnya akan susah terus, biasanya
ada yang menggagalkan rencana pernikahan itu, karena mereka mempercayai
kata-kata Mbah Gio ini.
Contoh 4: ketika ada yang menggelar
acara nikahan, biasanya Mbah Gio melarang emnggunakan tenda atau dekorasi serba
hijau, beliau beranggapan jika menggunakan serba hijau akan turun hujan, dan
anehnya masyarakat desa saya juga mempercayai dan mentaati kata-kata beliau
itu.
Begitulan sedikit
cerita tokoh Hegemoni Mbah Gio di desa saya, sangat terhilat, masyarkat desa
saya sangat patuh kepada semua kata-kata beliau , tidak ada paksaan di dalam
benak masyrakat desa saya, mereka percaya dan menganggap apa yang dikatakan
Mbah Gio ini jika tidak dilaksanakan akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
kedepannya.
Sekian, sampai bertemu lagi di artikel-artikel
saya berikutnya :)
Lucky Club Casino site review
BalasHapusLucky Club Casino is luckyclub rated 2.2 out of 5 in 2021. Read review and leave a review or comment. Rating: 2.5 · Review by LuckyClub.live