Senin, 19 September 2016

sosiologi hukum part 2



Di dalam artikel saya pada kali ini saya akan membahas pemikiran Max Weber tentang sosiologi hukum.
Menurut Max Weber setiap masyarakat berkembang secara linier, dari yang tradisional menuju masyarakat yang modern. Maksud dari linier disini adalah berkembang maju, lurus, melewati tahapan-tahapan ,dan setiap tahapan ada kemajuannya.
Max weber juga membagi masyarat, yang pertama adalah Tradisonal(primitif). Di dalam masyarakat Tradisional ini mereka lebih mengandalkan naluri, bukan dengan ilmu pengetahuan, karena pada tahapan primitif ini masyrakatnya belum memiliki pengetahuan yang luas atau pengetahuan yang terbatas.
Tahapan yang kedua adalah karismatik. Didalam perpindahan antara masyarakat yang tradisional menuju masyarakat yang karismatik ini terdapat fase atau proses Rasionalitas, yang artinya masyarakat yang semula sedikit mengolah akalnya lama-lama menjadi berkembang.
Kita kembali lagi ke masyarakat karismatik, di dalam masyarakat karismatis ini terdapat adanya tokoh-tokok yang mempunyai kelebihan, apa-apa yang boleh dan tidak boleh dibentuk oleh tokoh itu, dan masyrakat patuh dengan hal itu karena mereka menganggap tokoh tersebut pantas dijadikan panutan, jadi aturan-aturan yang dibuat tokoh ini dianggap benar, baik, dan wajib di taati.
Hukum Irasional adalah pembentukan hukum berdasarkan bisikan-bisikan atau keyakinan oleh Makhluk Gaib. Disini apabila ada suatu permaslahan , biasanya masyarakat sekitarnya mencari jawaban atas permaslahan tersebut dengan cara mencari bisikan-bisikan gaib, misalnya dengan cara bersemedi. Mereka berharap dengan bersemedi akan mendapatkan jawaban permaslahan dari makhluk gaib.
Hukum Empiris adalah, tidak lagi mengandalkan bisikan-bisikan gaib, tetapi dengan mengandalkan tokoh-tokoh yang karismatik. Tokoh-tokoh karismatik bisa dicontohkan dengan kepala suku, kepala suku dipercaya untuk memutus permaslahan-permaslahan yang di alami oleh warga sekitar, karena menganggap dia adalah orang pintar yang bisa mengambil keputusan dengan bair, benar dan bijak. Sebagai contoh adalah, di Papua ketika ada pemilu mereka menggunakan sistem noklen.  Sistem noklen adalah sistem perwakilan dalam pemilihan umum di Papua, biasanya yang mewakili adalah tokoh karismatik di wilayah tersebut. Tokoh karismatik disini basanya adalah kepala suku atau ketua adat.
Di modern perilaku manusia tidak diandalkan dari hal gaib ataupun tokoh karismatik , di modern lebih mengndalkan pengetahuan yang logis atau rasional. Hukum disini dibuat oleh pihak yang berwenang dan hukumnya tertulis, bukan lagi bertanya pada hal-hal gaib atau bertanya pada tokoh-tokoh karismatik.


Model peradilan menurut Max Weber.
1.       Di masyarakat Primitif, ada peradilan Kadi (Hakim)
Penjelasan: di masyarakat primitif ini menggambarkan suatu peradilan yang diputuskan oleh orang yang berpengaruh di situ, tapi untuk menjawab suatu masalah atau mengambil hukum dengan cara mencari jawaban dari alam gaib.
Contoh kasus: di desa primitif ada yang kehilangan barang, untuk mencari tau siapa yang mengambil barang tersebut, mereka biasanya bertanya pada orang berpengaruh di masayarakat itu , dan orang berpengaruh itu akan bersemedi atau bertapa untuk mencari jawaban atas masalah itu, jawaban ini biasanya diperoleh dari bisikan gaib.

2.       Di masyarakat Kharismatik, ada peradilan Empiris.
Penjelasan: empiri sendiri berarti nyata. Jadi peradilan ini berarti peradilan yang mengacu praktek  nyata sebelumnya, mengulang apa yang sudah pernah terjadi, bukan lagi mencari jawaban dari bisikan-bisikan gaib. Sumber acuan pada hukum yang diberlakukan masyarkat ini ialah praktek hukum yang sudah dilakukan pada masa lalu, lalu diulang lagi. Tetapi sumber hukum ini tidak tertulis, hanya di anut secara turun temurun saja. Misalnya di masyarkat kharismatik ada yang mencuri maka mereke mem flashback kejadian pada jaman dulu, dulu pada saat ada yang mencuri hukumannya apa.

3.       Di masyarakat Modern, ada peradilan Modern.
Penjelasan: di peradilan moderen ini ada acuan tertulis, ada lembaga-lembaga dan aparat hukum yang berwenang. Bisa dibilang peradilan modern ini adalah peradilan yang sudah tersistematika.

Konsep Max Weber, bagaimana tokoh karismatik muncul ?
Max weber membagi menjadi 2 konsep.
1.       Hegemoni.
Penjelasan : hegemoni adalah kemampuan orang untuk mempengaruhi orang lain, dan orang lain itu menerima dengan suka rela meskipun ada yang dilanggar. Bisa di bilang penaklukkan yang sifatnya lembut atau halus.
Hegemoni ini dibentuk menggunakan saluran intelektival. Misalnya : forum-forum pengajian sering ada kata-kata, laki-laki  adalah pemimpin perempuan sehingga dalam kehidupan nyata kedudukan istri selalu dibawah suami, dan senantiasa mengikuti keputusan suami.

2.       Dominasi.
Penjelasan: mempengaruhi orang lain dengan kekuatan yang memaksa(daya paksa), hal ini dimiliki oleh orang yang berjabatan tinggi.
Misalnya: antara presiden dengan rakyat, apa-apa putusan presden, rakyat cinderung selalu setuju, walaupun kadang di hati tidak setuju.

Melalui hegemoni dan dominasi inilah orang-orang yang karismatik muncul.
Sekarang saya akan menceritakan tentang tokoh  karismatik berdasarkan konsep Hegemoni, saya akan menceritakan seorang tokoh karismatik di masyarkat desa saya.

Di masyarakat saya ada seseorang yang dianggap sesepuh masyarakat sekitar saya, dia bernama Mbah Gio, beliau ini selalu diundang ketika ada acara nikahan, lahiran dll, dia biasa di anggap seperti “dukun”. Tapi dukun disini bukan dukun yang berbau sara’ atau hal-hal negatif lainnya, beliau biasanya dukun untuk acara nikahan atau lahiran. Di acara nikahan dia yang biasanya bertugas sebagai pawang hujan, menyiapkan sesajen dan lain sebagainya.

Orang-orang di desa saya sangat patuh ketika disuruh dia, soalnya orang-orang desa saya beranggapan jika tidak melaksanakan hal yang di suruh beliau ini, akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, dan hajatannya tidak akan lancar.
Contoh 1: dulu pada saat paman saya mau mengadakan hajatan pernikahan anaknya, si Mbah Gio ini menyuruh semua anggota rumah paman saya meminum air di dalam kendi, katanya ini supaya acara bisa terlaksana dengan lancar, dan secara otomatis keluarga paman saya meminum air itu karena mereka percaya dengan kata-kata mbah gio ini.

Contoh  2:  pas waktu kakak ponakkan saya lahiran, kan Mbah Gio ini juga diundang kerumah kakak ponakan saya, lalu dia melakukan seperti baca-baca mantra gitu, dan menaruh semacam ramuan gitu di jidak anaknya kakak ponakkan saya yang baru lahir itu. Katanya supaya si bayi tersebut tidak sawanen.

Contoh 3: jika ada anak yang mau menikah maka orang tua anak itu menyakan kepada Mbah Gio ini, apakah cocok anaknya menikah dengan calonnya, biasanya Mbah Gio ini menggunakan weton untuk perhitungannya, jika Mbah Gio mengatakan tidak boleh menikah karena hitungannya tidak cocok dari segi weton,karena jika menikah hidupnya akan susah terus, biasanya ada yang menggagalkan rencana pernikahan itu, karena mereka mempercayai kata-kata Mbah Gio ini.

Contoh 4: ketika ada yang menggelar acara nikahan, biasanya Mbah Gio melarang emnggunakan tenda atau dekorasi serba hijau, beliau beranggapan jika menggunakan serba hijau akan turun hujan, dan anehnya masyarakat desa saya juga mempercayai dan mentaati kata-kata beliau itu.

Begitulan sedikit cerita tokoh Hegemoni Mbah Gio di desa saya, sangat terhilat, masyarkat desa saya sangat patuh kepada semua kata-kata beliau , tidak ada paksaan di dalam benak masyrakat desa saya, mereka percaya dan menganggap apa yang dikatakan Mbah Gio ini jika tidak dilaksanakan akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan kedepannya.

Sekian, sampai bertemu lagi di artikel-artikel saya berikutnya :)

1 komentar:

  1. Lucky Club Casino site review
    Lucky Club Casino is luckyclub rated 2.2 out of 5 in 2021. Read review and leave a review or comment. Rating: 2.5 · ‎Review by LuckyClub.live

    BalasHapus